Secara alami, perusahaan konvensional yang
berniat untuk mengimplementasikan EBusiness
biasanya akan melalui tahapan evolusi.
Perubahan secara perlahan-lahan merupakan suatu kewajaran karena selain
manajemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih
ingin melihat seberapa “visible” medium internet dimanfaatkan untuk
meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas dari perusahaan-perusahaan
ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan Ebusiness (Hartman,
2000) seperti yang diperlihatkan pada diagram berikut.
Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan biasanya
menggunakan internet sebagai medium untuk berpromosi (marketing). Istilah
“brochurware” sendiri memiliki makna dipergunakannya internet sebagai sarana
untuk mengembangkan brosur elektronik. Jenis-jenis informasi standar yang biasa
diletakkan dalam situs perusahaan adalah: profil perusahaan, informasi produk
dan pelayanan yang ditawarkan, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain
sebagainya. Pada dasarnya yang terjadi pada tahap ini adalah dipergunakannya internet
sebagai medium komunikasi satu arah, dimana para calon pelanggan dapat melakukan
pencarian (browsing) informasi sehubungan dengan seluk beluk perusahaan melalui
fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
Customer Interactivity
Sesuai dengan namanya, pada tahapan berikut
perusahaan mulai mengembangkan kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan
terjadinya komunikasi dua arah (dialog) antara perusahaan dengan para konsumennya
(atau calon pelanggan). Contohnya adalah fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para pelanggan untuk
secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan bagian customer service perusahaan secara real time, atau yang lebih canggih lagi melalui
fasilitas multimedia semacam tele conference yang memungkinkan seorang pelanggan untuk bertatap muka dengan
manajemen perusahaan melalui kamera. Prinsip yang dikembangkan di sini adalah
untuk menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah
satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan. Yang perlu
dicatat adalah, secara internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu
mekanisme yang memudahkan para karyawan (manajemen dan staf) untuk melakukan
komunikasi efektif (interaktif) melalui
penggunaan teknologi informasi. Contohnya adalah penerapan konsep intranet dan
groupware sebagai sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah pengembangan suatu
aplikasi yang memungkinkan terjadinya transaksi bisnis secara elektronik
(E-Commerce). Paling tidak terdapat dua jenis transaksi bisnis yang umumnya
terjadi. Jenis pertama adalah mekanisme pembelian produk atau jasa oleh
konsumen melalui internet. Aktivitas perdagangan seperti pemilihan barang melalui
katalog, penawaran harga, sampai dengan pembayaran semuanya dilakukan melalui
fasilitas yang tersedia di situs perusahaan. Jenis transaksi kedua adalah yang terjadi
antara perusahaan dengan rekanan bisnisnya. Contoh klasiknya adalah pembelian barang-barang
yang dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu infrastruktur teknologi
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok barangnya (supplier).
One-to-One Relationship
Pengembangan infrastruktur E-Business
selanjutnya adalah untuk menuju kepada apa yang diistilahkan sebagai
“One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang memungkinkan terjadinya
transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadi di sini
adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang memungkinkan
masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan individu lain
secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah dalam bisnis perlelangan atau penjualan
mata uang (money changer). Dampak dari mekanisme perdagangan seperti ini adalah
dimungkinkannya seorang konsumen untuk memperoleh harga spesifik yang berbeda
dengan konsumen-konsumen lainnya.
Real Time Organizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi adalah
bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh transaksi telah diambil alis secara
otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjual dan pembeli melalui situs perusahaan dapat
bertemu dan melakukan transaksi saat itu juga. Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah
dapat dikonsumsikannya produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika
pembayaran melalui kartu kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang
bersangkutan. Aplikasi yang kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan
sebuah perusahaan yang telah mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam
ini
.
Communities of Interests
Tahap terakhir dalam evolusi E-Business
adalah kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya,
yang terdiri dari para konsumen dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama
untuk menciptakan value di internet. Hubungan antara perusahaan
dengan konsumen, content
partners, advertisers, dan komunitas lainnya akan menciptakan
berbagai model bisnis baru yang selanjutnya akan menjadi sebuah peluang usaha
yang layak untuk dikembangkan. Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan
internet untuk mengembangkan Ebusiness sangat ditentukan oleh kesiapan
manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut
bukan pula berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan harus secara sekuensial
mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi
mereka yang ingin menerapkan E-Business dengan
“aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan
pilihan yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Berikan Komentar Anda Tentang Postingan Maupun Blog Ini
Peraturan Blog:
1. Sara dan pornografi
2. Spam Content (Konten Sampah)
3. Penghinaan dan Pelecehan