Membangun dan mengimplementasikan sebuah
sistem E-Commerce bukanlah merupakan sebuah proses atau program “sekali jadi”,
namun merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan berkembang terus-menerus
sejalan dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan
besar yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan
E-Commerce di perusahaannya. Alasan utama yang melatarbelakangi pemikiran ini
adalah sebagai berikut: Mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce tidak
semudah atau sekedar mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih
kepada pengenalan sebuah prosedur kerja baru (transformasi bisnis). Tentu saja
perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan, terutama yang
berhubungan dengan budaya kerja
dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan
(Fingar, 2000):
- Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan; dan
- Mengembangkan sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi perusahaan.
Gambar berikut memperlihatkan strategi
pengembangan E-Commerce secara evolusioner
dalam bentuk diagram transisi dari satu
fase ke fase berikutnya. Hal pertama yang baik untuk dilakukan adalah
menyamakan visi E-Commerce diantara seluruh manajemen perusahaan melalui
berbagai pendekatan formal maupun informal. Jajaran Direksi dan Manajemen
Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan dipahami oleh seluruh
perangkat perusahaan untuk menghasilkan kesamaan gerak di dalam perkembangan
implementasi E-Commerce. Visi yang jelas juga diharapkan akan mengurangi
berbagai hambatan-hambatan atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak
didukungnya program tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.
Mensosialkan visi E-Commerce di perusahaan
dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelatihan formal, diskusi/rapat
bulanan, seminar, diskusi dan tanya jawab, dan lain sebagainya. Visi E-Commerce
ini harus pula disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan,
karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara
langsung atau tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan implementasi
E-Commerce.
Langkah berikutnya adalah melakukan
koordinasi antara berbagai pihak yang akan membangun sistem E-Commerce bersama
perusahaan terkait. Pihak-pihak tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti
pemasok dan distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia
jasa kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi
ini adalah pengembangan sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama,
sehingga dalam perjalanan implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan
yang berarti. Seluruh pihak-pihak dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa
mereka semua berada dalam sebuah ekosistem E-Commerce, dimana sistem yang ada
baru akan berjalan secara baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang
baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang
cukup sulit, karena diperlukan suatu pemahaman yang baik terhadap apa yang
disebut sebagai metoda pendekatan sistem (system thinking). Penggabungan proses
bisnis beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka E-Commerce tidak sekedar
menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan menggunakan perangkat
telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu usaha membentuk
sistem bisnis yang lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman mengenai
perilaku sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang
saling terkait dan terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh
mereka yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki
tujuan untuk mengadakan suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan
prinsip-prinsip dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar perusahaan
terbentuk, seperti:
- Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;
- Mendefinisikan segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi target;
- Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;
- Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;
- Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan lain sebagainya.
Setelah “panggung” infrastruktur E-Commerce
selesai dibangun, tahap berikutnya adalah menentukan proyek percontohan atau
proyek awal (pilot project) yang akan diujicoba dan diimplementasikan. Prinsip
“don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran yang biasa
dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi secara evolusi
ini. Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep
model bisnis yang telah dirancang dapat memenuhi objektif yang dikehendaki.
Berdasarkan hasil evaluasi dan fakta yang terjadi selama pilot project dirancang
dan diimplementasikan, berbagai perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.
Hal terakhir dalam siklus yang harus
dilakukan adalah pembentukan tim penanggung jawab program pengembangan dan
implementasi E-Commerce. Hampir semua pengembangan sistem E-Commerce
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proyek (project management), dimana
tim terkait harus berhadapan dengan portofolio program-program pengembangan
E-Commerce yang beragam dan bertahap. Yang harus diperhatikan oleh manajemen
perusahaan adalah suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan dan
implementasi E-Commerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang memiliki
kompetensi dan keahlian yang memadai, tetapi mereka haruslah merupakan
pekerja-pekerja waktu penuh (full time); atau dengan kata lain, mereka tidak boleh
terpecah fokusnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam perusahaan.
Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara
natural akankembali ke siklus analisa kesempatan bisnis E-Commerce
(inter-enterprise assessment). Dalam kerangka inilah evolusi secara
perlahan-lahan akan terjadi dan E-Commerce akan berkembang dari satu tahap ke
tahap berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Berikan Komentar Anda Tentang Postingan Maupun Blog Ini
Peraturan Blog:
1. Sara dan pornografi
2. Spam Content (Konten Sampah)
3. Penghinaan dan Pelecehan